Thursday, 23 May 2013

Sedekah llmu (Part I): Membangun Bisnis Life Skill Bersama Anak SMDH


Belajar untuk tahu. Belajar untuk melakukan. Belajar untuk menjadi. Belajar untuk hidup bersama. Begitulah kata-kata ini terpasang di depan pendopo SMDH Boarding School “Mbangun Desa”. Persis di sebelah kirinya juga tertulis “Mari Kita Ciptakan Budaya Mau dan Mampu. Menjadi Bagian dari Siapa Saja”. Seolah-olah kata-kata tersebut menyambut kadatangan kami (tim relawan SMDH).  Tidak hanya di depan, hampir di setiap sudut tempat ini (di tembok, tiang penyangga, teras, dan mading setiap kamar) berisi kata-kata motivasi dari mereka. Kata-kata yang menurutku sarat akan makna yang dalam. Kata, yang bukan sekedar kata. Di mading tertempel “13 Mimpiku di Tahun 2013” dari semua murid SMDH yang berjumlah 32 orang ini. Luar biasa mimpi mereka dalam 1 tahun (tentang mimpi mereka, tunggu note selanjutnya). Ya, karena mereka adalah anak-anak khusus dengan pendidikan khusus, yang membuat tim relawan juga menjadi khusus.

            Kedatangan kami disambut dengan hangat oleh mereka. Walau sebagian mereka masih turun ke desa. Belajar di desa, bersama masyarakat, dan mengabdi disana. Mungkin seperti KKN bagi mahasiswa. Tapi bagi mereka hampir tiap hari turun ke desa. Inilah yang menjadikan mereka khusus. Seperti yang sudah direncanakan sebelumnya oleh tim relawan SMDH, kali ini (23/5) adalah agenda perdana kami setelah sebelumnya kami datang pertama kali ke sini (18/5), syuro perdana di wisma Al-Izzah (21/5) dan silaturahmi ke rumahnya Pak Tedi di Berkoh (21/3). Bergerak cepat, keputusan yang tepat, analisis yang dalam. Semua berjalan lancar, sesuai rencana. Karena khusus, kita pun harus menyiapkannya yang khusus juga buat mereka.

            Agenda perdana ini berisi tentang “Bisnis Life Skill” dengan pembicara utama adalah Pak Tedi (owner LURI Resto Purwokerto). Ternyata pak Tedi membawa dua orang temannya, yaitu dari KPMI (Komunitas Pengusaha Muslim Indonesia) dan Radar Banyumas. Inilah agenda pertama kami dalam sedekah ilmu berbagi bersama anak-anak SMDH. Pak Tedi memaparkan tentang kisah perjuangan wirausaha Rosulullah Muhammad SAW yang dilakukan sejak kecil. Banyak kisah yang beliau sampaikan kepada anak-anak SMDH tentang sosok idola umat Islam ini. Pak tedi menambahkan bahwa langkah-langkah dalam berbisnis diantaranya adalah jaga nama baik diri kita sejak kecil (dikenal karena kemampuan), buang kegiatan sia-sia, bangun kepercayaan (trush=separuh dari kesuksesan), belajar, belajar dan belajar (meningkatkan pengalaman), berkumpul dan magang kerja dengan pengusaha, menggali potensi yang ada di sekitarnya (kemampuan dan sumber daya alam).

            Pedagang dan Pebisnis itu sama atau beda? tanya Pak Tedi dalam pemaparannya. Jawabannya adalah beda. Kalau pedagang itu fokusnya berjualan dan karakter pekerja, sedangkan pebisnis fokusnya pada pengembangan, pemberian keunikan (nilai tambah) dan karakter manajerial. Tiga hal utama yang dilakukan pebisnis adalah menyimpan, menghitung dan menganalisa pembeli. Beliau begitu semangat menggebu-gebu dan mencurahkan semua ilmu pengetahuannya tentang berbisnis yang sudah ditekuninya itu. Salah satu poin penting dalam berbisnis adalah harus memiliki keunikan tersendiri (berbeda dari yang lainnya) dan terkadang hal itu berawal dari sesuatu yang konyol di luar kebiasaan. Keunikan tersebut bisa dilakukan dalam hal keunikan bahan baku (material utama), keunikan dalam proses produksi, keunikan tenaga kerja, keunikan dalam marketing dan promosi, keunikan dalam service (pelayanan), kunikan dalam brand/merek dan kemasan. Pada akhir sesi pak Tedi juga menyampaikan tentang kiprah beliau dalam mengembangkan bisnis kulinernya melalui LURI (Lumbung Rizki) yang awal mulanya hanya dengan gerobak di emperan tepi jalan dengan modal awal 3 juta, kini sudah memiliki banyak cabang dengan omzet 150 juta dan beliau juga berencana membangun cabang LURI di kota lain juga.

            Anak-anak SMDH begitu antusias memperhatikan penjelasan dari pak Tedi. Mereka yang juga sudah memiliki usaha berupa pembuatan sandal dan ternak kambing tambah termotivasi untuk mengikuti jejak karir pak Tedi dalam berbisnis. Produk sandal mereka dengan merk “eMDeHa” tersebut merupakan BOSS (Bantuan Operasional Sekolah dengan jualan Sandal). Ya, dari usaha jualan sandal tersebutlah mereka gunakan hasil penjualannya untuk kebutuhan logistic sehari-hari. Sandal yang memiliki banyak perjuangan dan kerja keras hingga pernah menembus rekor terjual harga sepasang sandal tersebut seharga Satu Juta Rupiah (cerita mengenai hal ini aka nada edisi khusus, hehe). Usaha yang telah mereka jalankan tersebut sebagai follow up ke depannya dan jika mereka benar-benar serius lagi akan dibantu untuk proses menuju ekspor ke luar negeri dengan dibantu oleh rekan-rekan dari KPMI. Tentunya harus dipersiapkan langkah-langkahnya dan perlu dikreatifkan lagi dalam produksi maupun pengemasan sandal tersebut. Ini menjadi PR bersama bagi para tim relawan SMDH untuk terus memberikan inovasi dan semangat kepada mereka. Mari bersedakah ilmu…!!! Apa pun peran kita, mereka sangat membutuhkan sentuhan ilmu untuk proses pembelajaran mereka. “Mari Kita Ciptakan Budaya Mau dan Mampu. Menjadi Bagian dari Siapa Saja” seperti yang terpampang di depan pendopo SMDH.  (To be continued……..).

0 comments: