“Buat Iin Amrullah, terima kasih
sudah membaca novel saya, semoga mendapatkan
manfaat, semangat, keep man jadda wajada, sukses…!”
begitu bunyi pesan dari Ahmad Fuadi
(Penulis novel best seller Negeri 5 Menara dan Ranah 3 Warna) dalam video yang
berdurasi 13 detik yang merupakan hadiah, oleh-oleh dan kenang-kenangan dari
sahabatku Awaludin Syarif Abdulah. Video tersebut diambil ketika Awal mengikuti
kegiatan “Kemah
Kepemimpinan — Menjadi Indonesia” yang diadakan oleh Tempo-Institute di Jakarta dan Bogor, selama dua minggu pada bulan November
2012. Terima kasih sobat atas videonya, sangat inspiratif. Semoga saya
juga bisa mengikuti jejak seperti kamu sobat. Ya, beda jejak dan beda waktu
tentunya. Semoga kita bisa terus istiqomah dalam setiap aktivitas kita, dimanapun
kita berada. Syukron katsir juga buat kang Ahmad Fuadi atas motivasi dan spirit
supernya. Walaupun saya belum sempat bertemu dan bertatap langsung dengan kang Ahmad
Fuadi. Tapi, insya Allah suatu saat akan dipertemukan dengan beliau. Semoga saya
juga mengikuti jejak langkah-langkah seperti beliau dengan mantra ‘Man jadda wajada’ dan ‘Man Shabara Zhafira’.
Alhamdulillah, sudah punya kedua buku kang Ahmad Fuadi yaitu “Negeri
5 Menara” dan “Ranah 3 Warna”, tinggal nunggu trilogi yang ketiga “Rantau 1
Muara” (kalau sudah terbit, insya Allah nanti akan beli juga tentunya jika
kondisi kantong saku lagi bersahabat, hehe). Kesan saya ketika membaca kedua novel
tersebut adalah sangat enak dibaca, renyah, gurih, dan tentunya sangat
inspiratif-motivatif (Semoga saya juga bisa membuat dan meracik novel seperti
beliau). Terutama dengan pesan-pesan yang disampaikan beliau pada bagian ending
novel Ranah 3 Warna, yaitu sebagai berikut:
Hidupku selama ini membuat aku
insaf untuk menjinakkan badai hidup, “mantra” man jadda wajada saja ternyata
tidak cukup sakti. Antara sungguh-sungguh dan sukses itu tidak bersebelahan,
tapi ada jarak. Jarak ini bisa hanya 1 sentimeter, tapi bisa juga ribuan
kilometer. Jarak ini bisa ditempuh dalam hitungan detik, tapi juga bisa puluhan
tahun.
Jarak antara sungguh-sungguh dan
sukses hanya bisa diisi sabar. Sabar yang aktif, sabar yang gigih, sabar yang
tidak menyerah, sabar yang penuh dari pangkal sampai ujung yang paling ujung. Sabar
yang bisa membuat sesuatu yang tidak mungkin menjadi mungkin, bahkan
seakan-akan itu sebuah keajaiban dan keberuntungan. Padahal keberuntungan
adalah hasil kerja keras, do’a, dan sabar yang berlebih-lebihan.
Bagaimanapun tingginya impian, dia
tetap wajib dibela habis-habisan walau hidup sudah digelung oleh nestapa akut. Hanya dengan sungguh-sungguhlah jalan
sukses terbuka. Tapi hanya dengan sabarlah takdir itu terkuak menjadi nyata.
Dan Tuhan selalu memilihkan yang terbaik dan paling kita butuhkan. Itulah hadiah
Tuhan buat hati yang kukuh dan sabar. Sabar itu awalnya terasa pahit, tetapi
akhirnya lebih manis daripada madu. Dan alhamdulillah, aku sudah meneguk madu
itu. Man shabara zhafira. Siapa yang sabar akan beruntung.
Begitulah
pesan-pesan kang Ahmad Fuadi yang sangat memotivasi hati untuk terus
bersungguh-sungguh dan sabar dalam menghadapi setiap badai kehidupan. Iya, memang
ada jarak, dan bersungguh-sungguh saja tidak cukup. Sama, seperti yang sedang
aku jalani ini. Semangat saja tak cukup, tapi harus dibarengi dengan sabar. Sabar
yang tak berbatas. Sabar yang harus dilipatgandakan dan dibarengi dengan
ketakwaan, seperti yang tertuang dalam Surat Ali Imran ayat 200 yang artinya “Wahai
orang-orang yang beriman! Bersabarlah kamu
dan kuatkanlah kesabaranmu dan tetaplah bersiap-siaga (di perbatasan
negerimu) dan bertakwalah kepada Allah agar kamu beruntung”. Nikmati setiap
proses kehidupan yang kita lalui, upgrade terus kapasitas diri kita dan tunggu
saja datangnya madu yang sangat manis, hasil dari yang telah kita lalui itu.
Sekali lagi, dengan hati yang tulus ikhlas saya ucapkan terima kasih kepada
sahabatku (Awal) yang telah banyak memberiku nasihat dan bingkisan berupa video
yang istimewa ini. Serta kepada kang Ahmad Fuadi, matur nuwun atas pesan singkat, berbobot, dan penuh makna
ini. Semoga saya bisa menerapkannya dalam mengarungi bahtera kehidupan ini.
0 comments:
Post a Comment