Friday, 15 April 2016

Catatan Juri, Buat Penulis Pemula

Foto: Anak-anak didikku di Fitako, Halmahera Utara

 Menulis itu mudah. Hanya butuh bumbu dan resep yang tepat agar hasil tulisannya enak dibaca. Kalau mau menulis yang renyah harus dibumbui dengan diksi yang indah. Bila ingin tulisan yang menarik, buatlah dengan alur yang cantik. Seperti yang pernah saya tulis sebelumnya di blog ini, bahwa salah satu cara untuk meningkatkan dan mengasah kemampuan menulis kita adalah dengan mengikuti event atau kompetisi menulis.  Tapi dalam edisi kali ini saya ingin berbagi cerita tentang penulis pemula.
Hari ini saya baru saja menyeleksi dan menilai beberapa tulisan para penulis pemula. Kalau biasanya tulisan saya yang dinilai oleh juri. Nah kali ini saya yang menjadi juri dalam Writing Contest-nya SMT Jabar. Ini adalah kali keduanya saya menjadi juri untuk event yang sama dari School of Master Teacher. Bukan kali ini saja saya menemukan beberapa kesalahan yang sering dilakukan oleh penulis pemula. Dalam beberapa pengalaman sebelumnya saat menjadi juri lomba menulis pun menemukan hal yang sama.

Sebelumnya saya ucapkan selamat buat yang sudah berani menuliskan tulisannya. Begitu mudah kan menulis itu....??? Berikut ini adalah beberapa kesalahan dasar yang sering dilakukan oleh penulis pemula, yaitu:

1.      Masalah EYD (Ejaan Yang Disempurnakan)
Ini adalah masalah utama yang sering muncul. EYD ini termasuk penggunaan kata penghubung, tanda baca, penggunaan huruf kapital, tanda kutip hingga titik koma, dan lainnya. Entah karena gak tahu, atau kurang teliti. Padahal masalah EYD dkk-nya ini adalah hal yang mendasar dalam menulis. Contohnya; disebuah (harusnya di sebuah), diluar (harusnya di luar), di pukul (harusnya dipukul), di makan (harusnya dimakan), pavorit dan vavorit (harusnya favorit), dan lain-lainnya.

2.      Pemilihan diksi (pilihan kata) yang kurang bervariatif
Menulis dengan kata-kata biasa, tentu akan biasa juga dibacanya. Makanya perlu diracik dan dibumbui biar lebih gurih dan lebih lezat lagi, yaitu dengan memberinya diksi (pilihan kata) yang bervariatif. Simple-nya jangan monoton dengan kata-kata itu saja, tapi buatlah kata yang beda tapi semakna. Buatlah variasi padanan arti atau bisa juga tambahkan dengan majas-majas sebagai bumbu tambahannya. Tulisan yang apik dan menarik, pastinya tak terlepas dengan beragamnya diksi yang tersusun menarik dan bervariasi. Nah, biasanya para penulis pemula masih biasa-biasa saja atau masih minim diksi. Sama seperti yang saya alami dulu, saat masih belajar menulis. Memang perlu jam terbang. Harus banyak latihan dan praktek menulis. Tentunya tambah amunisinya dengan banyak membaca, berdiskusi, bertualang dan lain sebagainya.

3.      Ketidakteraturan dalam menulis
Ini juga yang seringkali terjadi dan dilakukan para penulis pemula. Tidak teratur dalam menulis disini maksudnya adalah tulisannya tidak rapi, banyak yang salah ketik atau salah tulis, font yang tidak sama, spasi yang tidak teratur, hingga bentuk tulisan yang tidak menaati rambu-rambu menulis lainnya. Inilah yang bikin juri terkadang menjatuhkan poin kecil bagi tulisan tersebut. Karena tulisan yang tidak teratur, akan tidak enak dibaca.

4.      Alur yang tidak jelas
Menulis dalam bentuk genre apapun pasti ada alurnya. Jalan ceritanya. Tata urutan tulisan tersebut. Nah, terkadang bagi penulis pemula sering mengabaikan hal ini. Yaitu menulis bebas dengan alur yang tidak jelas atau susah dipahami jalan ceritanya. Penyebabnya bisa jadi karena kurang lihai merangkai kata-kata atau kurang kreatif dalam membuat sebuah tulisan. Ibaratnya begini. Alur ini ibarat jalan yang harus ditempuh dalam sebuah perjalanan. Alurnya bisa lurus, berkelok-kelok, menanjak, terjal, flash back atau yang lainnya. Alurnya harus jelas, agar pembaca juga paham dengan tulisan tersebut.

Mungkin begitu dulu yah untuk catatan bagi penulis pemula yang harus diperhatikan ketika menulis. Satu tips yang bisa dilakukan untuk mengobati keempat masalah yang sering dilakukan penulis pemula tersebut adalah dengan melakukan self-editing. Iya, lakukanlah pengecekkan ulang dalam tulisan yang baru saja dibuat. Dibaca lagi baik-baik, cek EYDnya, cek diksinya, cek format kelengkapan lainnya dan perbaiki jika ditemukan kata-kata yang salah atau keliru. Self-editing ini adalah hal yang penting untuk menilai sendiri tulisan yang kita buat sebelum dikirim ke panitia lomba. Baca-baca lagi naskah tulisan yang sudah dibuat tersebut. Self editing ini juga bisa dilakukan dengan meminta teman dekatmu untuk membaca tulisanmu yang baru dibuat, mintalah masukan kepadanya. Demikian sedikit sharing yang bisa dibagi kali ini. Sampai jumpa di tulisan lainnya lagi.

Satu kata penutup. Faidza faroghta fanshob. Apabila kamu telah selesai dengan satu urusan, maka selesaikanlah urusan yang lain dengan sungguh-sungguh (pula).

Salam literasi, salam senyum dari juri
Keep endurance....!!!
Kota Hujan, 15 April 2016


0 comments: