Foto: Anak-anak didikku di Fitako, Halmahera Utara |
Menulis itu mudah. Hanya butuh bumbu
dan resep yang tepat agar hasil tulisannya enak dibaca. Kalau mau menulis yang
renyah harus dibumbui dengan diksi yang indah. Bila ingin tulisan yang menarik,
buatlah dengan alur yang cantik. Seperti yang pernah saya tulis sebelumnya di
blog ini, bahwa salah satu cara untuk meningkatkan dan mengasah kemampuan
menulis kita adalah dengan mengikuti event atau kompetisi menulis. Tapi dalam edisi kali ini saya ingin berbagi
cerita tentang penulis pemula.
Hari ini saya baru saja menyeleksi
dan menilai beberapa tulisan para penulis pemula. Kalau biasanya tulisan saya
yang dinilai oleh juri. Nah kali ini saya yang menjadi juri dalam Writing
Contest-nya SMT Jabar. Ini adalah kali keduanya saya menjadi juri untuk event
yang sama dari School of Master Teacher. Bukan kali ini saja saya menemukan
beberapa kesalahan yang sering dilakukan oleh penulis pemula. Dalam beberapa
pengalaman sebelumnya saat menjadi juri lomba menulis pun menemukan hal yang sama.
Sebelumnya saya ucapkan selamat buat
yang sudah berani menuliskan tulisannya. Begitu mudah kan menulis itu....???
Berikut ini adalah beberapa kesalahan dasar yang sering dilakukan oleh penulis
pemula, yaitu:
1.
Masalah
EYD (Ejaan Yang Disempurnakan)
Ini adalah masalah utama yang sering
muncul. EYD ini termasuk penggunaan kata penghubung, tanda baca, penggunaan
huruf kapital, tanda kutip hingga titik koma, dan lainnya. Entah karena gak
tahu, atau kurang teliti. Padahal masalah EYD dkk-nya ini adalah hal yang
mendasar dalam menulis. Contohnya; disebuah
(harusnya di sebuah), diluar (harusnya di luar), di pukul (harusnya dipukul),
di makan (harusnya dimakan), pavorit dan vavorit (harusnya favorit), dan lain-lainnya.
2.
Pemilihan
diksi (pilihan kata) yang kurang bervariatif
Menulis dengan kata-kata biasa, tentu
akan biasa juga dibacanya. Makanya perlu diracik dan dibumbui biar lebih gurih
dan lebih lezat lagi, yaitu dengan memberinya diksi (pilihan kata) yang
bervariatif. Simple-nya jangan monoton dengan kata-kata itu saja, tapi buatlah
kata yang beda tapi semakna. Buatlah variasi padanan arti atau bisa juga
tambahkan dengan majas-majas sebagai bumbu tambahannya. Tulisan yang apik dan
menarik, pastinya tak terlepas dengan beragamnya diksi yang tersusun menarik
dan bervariasi. Nah, biasanya para penulis pemula masih biasa-biasa saja atau
masih minim diksi. Sama seperti yang saya alami dulu, saat masih belajar
menulis. Memang perlu jam terbang. Harus banyak latihan dan praktek menulis. Tentunya
tambah amunisinya dengan banyak membaca, berdiskusi, bertualang dan lain
sebagainya.
3.
Ketidakteraturan
dalam menulis
Ini juga yang seringkali terjadi dan
dilakukan para penulis pemula. Tidak teratur dalam menulis disini maksudnya
adalah tulisannya tidak rapi, banyak yang salah ketik atau salah tulis, font
yang tidak sama, spasi yang tidak teratur, hingga bentuk tulisan yang tidak
menaati rambu-rambu menulis lainnya. Inilah yang bikin juri terkadang
menjatuhkan poin kecil bagi tulisan tersebut. Karena tulisan yang tidak teratur,
akan tidak enak dibaca.
4.
Alur
yang tidak jelas
Menulis dalam bentuk genre apapun
pasti ada alurnya. Jalan ceritanya. Tata urutan tulisan tersebut. Nah,
terkadang bagi penulis pemula sering mengabaikan hal ini. Yaitu menulis bebas
dengan alur yang tidak jelas atau susah dipahami jalan ceritanya. Penyebabnya bisa
jadi karena kurang lihai merangkai kata-kata atau kurang kreatif dalam membuat
sebuah tulisan. Ibaratnya begini. Alur ini ibarat jalan yang harus ditempuh
dalam sebuah perjalanan. Alurnya bisa lurus, berkelok-kelok, menanjak, terjal,
flash back atau yang lainnya. Alurnya harus jelas, agar pembaca juga paham
dengan tulisan tersebut.
Mungkin begitu dulu yah untuk catatan
bagi penulis pemula yang harus diperhatikan ketika menulis. Satu tips yang bisa
dilakukan untuk mengobati keempat masalah yang sering dilakukan penulis pemula
tersebut adalah dengan melakukan self-editing. Iya, lakukanlah pengecekkan
ulang dalam tulisan yang baru saja dibuat. Dibaca lagi baik-baik, cek EYDnya,
cek diksinya, cek format kelengkapan lainnya dan perbaiki jika ditemukan
kata-kata yang salah atau keliru. Self-editing ini adalah hal yang penting
untuk menilai sendiri tulisan yang kita buat sebelum dikirim ke panitia lomba. Baca-baca
lagi naskah tulisan yang sudah dibuat tersebut. Self editing ini juga bisa
dilakukan dengan meminta teman dekatmu untuk membaca tulisanmu yang baru
dibuat, mintalah masukan kepadanya. Demikian sedikit sharing yang bisa dibagi
kali ini. Sampai jumpa di tulisan lainnya lagi.
Satu kata penutup. Faidza faroghta
fanshob. Apabila kamu telah selesai dengan satu urusan, maka selesaikanlah
urusan yang lain dengan sungguh-sungguh (pula).
Salam literasi, salam senyum dari
juri
Keep endurance....!!!
Kota Hujan, 15 April 2016
0 comments:
Post a Comment