Monday, 25 April 2016

Waspadai Pencurian di Masjid


Pencurian terjadi bukan hanya karena ada niat dan kesempatan semata si pelaku, tapi di zaman modern ini motif pencurian terjadi karena sudah pudarnya iman dalam dada si pelaku.

Apakah karena terdesak kebutuhan ekonomi? Apakah karena susahnya mencari pekerjaan? Atau alasan lainnya yang menyebabkan pelaku pencurian tersebut nekad melakukan tindak kejahatannya? Atau memang sudah mejadi sebuah profesi? Yang jelas, saat ini pencurian terjadi bukan lagi di tempat yang sunyi dan sepi, dilakukan secara sembunyi-sembunyi, tapi di tempat keramaian sekali pun kini pencurian mengintai dimana-mana. Waspadalah....!!! Bahkan di masjid yang merupakan tempat ibadah pun menjadi sasaran bagi para pelaku pencurian.

                Seperti yang dialami salah satu teman saya yang bernama Hakkin. Kejadian ini terjadi saat kami pulang dari Tangerang menuju Bogor (24/4/2016). Saat dalam perjalanan adzan berkumandang, kami pun sholat maghrib di sebuah masjid di daerah Gunung Sindur, Bogor. Terlihat di halaman masjid ini pun ada beberapa mobil dan motor yang sudah terparkir. Sekilas terlihat aman terkendali karena cukup banyak jama’ah yang sholat di masjid ini. Awal mulanya teman saya ini menaruh tasnya di pojok depan dalam masjid, terus dia ambil wudhu. Sementara saya tasnya ditaruh di dekat tempat wudhu. Usai wudhu saya pun masuk ke dalam masjid.

                Saat saya masuk dalam masjid sholat sudah dimulai dan sudah shaf depan sudah terisi penuh. Sementara shaf kedua baru ada sekitar 7 orang. Teman saya yang sedang wudhu tadi menaruh tasnya di tepi shaf kedua. Persis di belakang orang yang sedang sholat di shaf pertama. Saat saya hendak menaruh tas saya, tas teman saya ini posisinya sudah terbalik dan bergeser satu langkah dan di sebelahnya ada satu tas punya jama’ah yang lain. Akhirnya saya menaruh tas saya di tepi dan tas teman saya yang tadi bergeser ini saya jejerkan dengan tas saya. Kebetulan tas kami berdua ini sama persis, hanya saja tas teman saya ini lebih berat karena ketambahan 7 buku. Nah posisi kedua tas ini di atasnya saya tutupi pula dengan jaket saya. Aman dan terjangkau pula dari penglihatan kami. Saya pun sholat yang sudah masuk di raka’at kedua ini. Teman saya berdiri di sebelah kiri saya. Sementara tas kami berdua ini berada di pojok kiri kurang lebih berjarak sekitar 2,5 meter. Karena kami sholat di barisan agak ke tengah. Sementara di sebelah kiri kami lagi ada tambahan jamaah yang lain lagi.

                Saat sholat sudah selesai, saya dan teman saya berdiri lagi karena kurang satu raka’at lagi. Saat saya sudah selesai sholat saya melirik ke kiri, saya kaget kok jaket saya tidak ada di atas tas. Saya langsung berdiri mendekati arah tas kami tadi. Saya sudah panik, dikirain tas saya yang hilang. Ternyata yang dibawa adalah tas teman saya yang tadi berjejeran dengan tas saya. Sementara jaket saya sudah berpindah posisi di bawah tas yang tak kami kenal. Seketika itu pula saya langsung keluar mengejar bapak yang membawa tas teman saya tadi. Saya kejar dan cari keluar tapi sudah tidak ada. Menurut orang yang di luar tadi barusan memang ada orang bawa tas hitam dan terlihat buru-buru lalu naik motor dan pergi. Sementara di dekat tas saya masih ada satu tas tertinggal dan sepertinya punya si pelaku. Sebuah tas kosong hanya berisi sepasang sepatu dan sebotol minuman bermerk (tapi saya lihat airnya seperti air kran).

                Hilang sudah seketika. Prosesnya begitu cepat sekitar 10 menit. Tas teman saya yang diambil si pelaku ini berisi laptop, android, hp, kamera digital, dan sekitar 7 buku baru. Awalnya sempat menduga mungkin tertukar tasnya, tapi setelah kami selidiki gak mungkin tertukar karena tas kami tertutupi oleh jaket. Ternyata modus pelaku adalah dia pura-pura menaruh tas di dekat tas kami. Biar terlihat seolah-olah tidak dicurigai orang lain. Sebelum kejadian, saat saya hendak menaruh tas saya melihat orang yang bawa tas yang tertinggal itu berdiri di belakang pintu sedang memakai sarung. Dugaan saya orang tersebut pelakunya. Karena terlihat mau sholat saya tidak ada rasa curiga ke orang tersebut. Orang tersebut menaruh tasnya di samping tas kami, terus dia pura-pura pakai sarung di belakang jama’ah. Apakah orang tersebut ikut sholat? Nah, kalau ini saya kurang memperhatikan karena waktu saya fokus untuk sholat berjama’ah. Yang jelas saat kami melakukan sholat rakaat ketiga, sementara yang shaf depan sudah selesai shalatnya, si pelaku tersebut mengambil tas teman saya. Karena kami masih sholat, saat ada orang yang mengambil tasnya kami pikir itu orang lain yang mengambil tasnya karena pandangan kami juga terhalang oleh jamaah masbuk yang ada di sebelah kiri kami.

Pelajaran dari kejadian ini

Nasi sudah menjadi bubur. Pelaku sudah kabur membawa tas teman saya. Seketika itu saya coba telepon Hpnya masih aktif. 2-3 kali telepon masih aktif, saya coba keliling di depan dan sekitar masjid tapi tidak ada tanda-tanda lagi. Saya telpon lagi HP teman saya tersebut sudah tidak aktif lagi. Pastinya ini juga menjadi pelajaran buat kita. Dan harus tetap waspada dimanapun berada. Dari kejadian ini ada beberapa pelajaran yang bisa kita petik:

1.     Waspadalah saat kita sholat ke masjid dan kita sedang membawa barang berharga.
Modus baru pencurian dalam masjid è pelaku masuk dalam masjid bawa tas, pura-pura ikut sholat dan pelaku menaruh tasnya di dekat tas jama’ah yang sedang sholat. Saat sholat sedang berlangsung, pelaku menjalankan aksinya. Mengambil tas orang lain, sementara tas si pelaku ditinggal disitu.

2.   Taruhlah tas dan barang berharga lainnya di depan kita saat kita sholat (kalau tidak ada tempat penitipan barang)

3.     Jangan taruh tas di samping atau berjauhan dengan posisi kita sholat

4.     Bagi pengelola masjid, hendaknya menyiapkan tempat penitipan barang buat para jama’ah


5.  Biasanya kalau masjid yang terkelola dengan baik, ada petugas yang berjaga di belakang dan bergantian sholatnya dengan petugas/takmir lainnya

0 comments: