Pencurian terjadi
bukan hanya karena ada niat dan kesempatan semata si pelaku, tapi di zaman
modern ini motif pencurian terjadi karena sudah
pudarnya iman dalam dada si pelaku.
Apakah karena
terdesak kebutuhan ekonomi? Apakah karena susahnya mencari pekerjaan? Atau alasan
lainnya yang menyebabkan pelaku pencurian tersebut nekad melakukan tindak
kejahatannya? Atau memang sudah mejadi sebuah profesi? Yang jelas, saat ini pencurian
terjadi bukan lagi di tempat yang sunyi dan sepi, dilakukan secara
sembunyi-sembunyi, tapi di tempat keramaian sekali pun kini pencurian mengintai
dimana-mana. Waspadalah....!!! Bahkan di masjid yang merupakan tempat ibadah
pun menjadi sasaran bagi para pelaku pencurian.
Seperti
yang dialami salah satu teman saya yang bernama Hakkin. Kejadian ini terjadi
saat kami pulang dari Tangerang menuju Bogor (24/4/2016). Saat dalam perjalanan
adzan berkumandang, kami pun sholat maghrib di sebuah masjid di daerah Gunung
Sindur, Bogor. Terlihat di halaman masjid ini pun ada beberapa mobil dan motor
yang sudah terparkir. Sekilas terlihat aman terkendali karena cukup banyak jama’ah
yang sholat di masjid ini. Awal mulanya teman saya ini menaruh tasnya di pojok
depan dalam masjid, terus dia ambil wudhu. Sementara saya tasnya ditaruh di
dekat tempat wudhu. Usai wudhu saya pun masuk ke dalam masjid.
Saat
saya masuk dalam masjid sholat sudah dimulai dan sudah shaf depan sudah terisi
penuh. Sementara shaf kedua baru ada sekitar 7 orang. Teman saya yang sedang
wudhu tadi menaruh tasnya di tepi shaf kedua. Persis di belakang orang yang
sedang sholat di shaf pertama. Saat saya hendak menaruh tas saya, tas teman
saya ini posisinya sudah terbalik dan bergeser satu langkah dan di sebelahnya
ada satu tas punya jama’ah yang lain. Akhirnya saya menaruh tas saya di tepi
dan tas teman saya yang tadi bergeser ini saya jejerkan dengan tas saya. Kebetulan
tas kami berdua ini sama persis, hanya saja tas teman saya ini lebih berat
karena ketambahan 7 buku. Nah posisi kedua tas ini di atasnya saya tutupi pula
dengan jaket saya. Aman dan terjangkau pula dari penglihatan kami. Saya pun
sholat yang sudah masuk di raka’at kedua ini. Teman saya berdiri di sebelah
kiri saya. Sementara tas kami berdua ini berada di pojok kiri kurang lebih
berjarak sekitar 2,5 meter. Karena kami sholat di barisan agak ke tengah. Sementara
di sebelah kiri kami lagi ada tambahan jamaah yang lain lagi.
Saat
sholat sudah selesai, saya dan teman saya berdiri lagi karena kurang satu raka’at
lagi. Saat saya sudah selesai sholat saya melirik ke kiri, saya kaget kok jaket
saya tidak ada di atas tas. Saya langsung berdiri mendekati arah tas kami tadi.
Saya sudah panik, dikirain tas saya yang hilang. Ternyata yang dibawa adalah
tas teman saya yang tadi berjejeran dengan tas saya. Sementara jaket saya sudah
berpindah posisi di bawah tas yang tak kami kenal. Seketika itu pula saya
langsung keluar mengejar bapak yang membawa tas teman saya tadi. Saya kejar dan
cari keluar tapi sudah tidak ada. Menurut orang yang di luar tadi barusan
memang ada orang bawa tas hitam dan terlihat buru-buru lalu naik motor dan
pergi. Sementara di dekat tas saya masih ada satu tas tertinggal dan sepertinya
punya si pelaku. Sebuah tas kosong hanya berisi sepasang sepatu dan sebotol
minuman bermerk (tapi saya lihat airnya seperti air kran).
Hilang
sudah seketika. Prosesnya begitu cepat sekitar 10 menit. Tas teman saya yang
diambil si pelaku ini berisi laptop, android, hp, kamera digital, dan sekitar 7
buku baru. Awalnya sempat menduga mungkin tertukar tasnya, tapi setelah kami
selidiki gak mungkin tertukar karena tas kami tertutupi oleh jaket. Ternyata modus
pelaku adalah dia pura-pura menaruh tas di dekat tas kami. Biar terlihat
seolah-olah tidak dicurigai orang lain. Sebelum kejadian, saat saya hendak
menaruh tas saya melihat orang yang bawa tas yang tertinggal itu berdiri di
belakang pintu sedang memakai sarung. Dugaan saya orang tersebut pelakunya. Karena
terlihat mau sholat saya tidak ada rasa curiga ke orang tersebut. Orang
tersebut menaruh tasnya di samping tas kami, terus dia pura-pura pakai sarung
di belakang jama’ah. Apakah orang tersebut ikut sholat? Nah, kalau ini saya
kurang memperhatikan karena waktu saya fokus untuk sholat berjama’ah. Yang jelas
saat kami melakukan sholat rakaat ketiga, sementara yang shaf depan sudah
selesai shalatnya, si pelaku tersebut mengambil tas teman saya. Karena kami
masih sholat, saat ada orang yang mengambil tasnya kami pikir itu orang lain
yang mengambil tasnya karena pandangan kami juga terhalang oleh jamaah masbuk
yang ada di sebelah kiri kami.
Pelajaran dari
kejadian ini
Nasi sudah menjadi bubur. Pelaku
sudah kabur membawa tas teman saya. Seketika itu saya coba telepon Hpnya masih
aktif. 2-3 kali telepon masih aktif, saya coba keliling di depan dan sekitar
masjid tapi tidak ada tanda-tanda lagi. Saya telpon lagi HP teman saya tersebut
sudah tidak aktif lagi. Pastinya ini juga menjadi pelajaran buat kita. Dan harus
tetap waspada dimanapun berada. Dari kejadian ini ada beberapa pelajaran yang
bisa kita petik:
1. Waspadalah saat kita sholat ke masjid dan kita sedang membawa
barang berharga.
Modus baru pencurian dalam masjid è pelaku masuk dalam masjid bawa tas, pura-pura ikut sholat dan pelaku
menaruh tasnya di dekat tas jama’ah yang sedang sholat. Saat sholat sedang
berlangsung, pelaku menjalankan aksinya. Mengambil tas orang lain, sementara
tas si pelaku ditinggal disitu.
2. Taruhlah tas dan barang berharga lainnya di depan kita saat
kita sholat (kalau tidak ada tempat penitipan barang)
3. Jangan taruh tas di samping atau berjauhan dengan posisi kita
sholat
4. Bagi pengelola masjid, hendaknya menyiapkan tempat penitipan
barang buat para jama’ah
5. Biasanya kalau masjid yang terkelola dengan baik, ada petugas
yang berjaga di belakang dan bergantian sholatnya dengan petugas/takmir lainnya
0 comments:
Post a Comment