Saturday, 23 April 2016

Saat “Aku dan Buku” Bertemu


Buku yang kubaca selalu memberi sayap-sayap baru, membawaku terbang
ke taman-taman pengetahuan paling menawan, melintasi waktu dan peristiwa, berbagi cerita cinta, menyapa semua tokoh yang ingin kujumpai
sambil bermain di lengkung pelangi
(Abdurrahman Faiz, putra Helvy Tiana Rosa, remaja yang begitu mencintai membaca dan sudah menulis buku sejak kanak-kanak).

Buku ini akan membawa sayap-sayap baru bagi pembaca ‘tuk membawanya terbang menggapai cita dan impian. Betapa banyak cerita yang disuguhkan dalam buku ini dari mereka yang telah banyak menuai prestasi karena gemar membaca. Membaca telah membuatnya menjadi sosok yang smart, bijak, kaya, dan menyenangkan. Menjadi orang hebat tidak akan mungkin tanpa membaca. Subhanallah, dengan membaca mereka mampu meraih segala impian untuk menjadi yang terbaik. Cerita yang akan membuat kita tersentak, terharu, kagum, tersenyum bahagia.

Buku yang sangat menginspirasi pembaca untuk segera memulainya. Yup! Mulailah gemar membaca dari sekarang. Buku yang sarat gizi dan motivasi ini akan selalu mengingatkan kita, betapa banyak manusia yang tadinya biasa saja menjadi sosok yang luar biasa hanya karena mau membaca. Kita bisa belajar dari mereka. Kita akan dibuatnya tersenyum, ketika membaca kisah seorang penulis yang akhirnya mampu bicara, bisa berkeliling nusantara mengejar prestasi, mampu meredam amarah, menjadi tempat bertanya, dan tumbuh menjadi sosok yang bijak karena cinta membaca. Yah, membaca adalah kuncinya, dan buku inilah kunci untuk mencari inspirasi baru, membawa impian baru, dan mengubah pembaca menjadi sosok yang serba baru. Buku yang mampu menggerakkan kita untuk cinta membaca dan ingin belajar banyak. Gapailah mimpimu dengan banyak membaca!

Itulah sekilas kutipan buku antologi pertamaku yang berjudul “Cinta Membaca”. Buku tersebut terbit tahun 2011 tatkala aku masih duduk di bangku kuliah semester 5. Bermula dari titik itulah fase kebangkitan prestasiku dimulai. Berani mendobrak segala aral yang menghadang. Tumbuh satu, terus bertumbuh kembang pula yang lainnya. Entah ada energi apa yang bisa mengantarkanku hingga bisa meraih beberapa kejuaraan pasca bermulanya buku pertamaku ini. Senang, sudah pasti. Bahagia rasanya. Dan itulah jejak pertemuan pertamaku. Pertemuan antara aku dan buku.


Kalau ditanya sejak kapan suka dengan buku? Mungkin jawabannya adalah sejak masih duduk di tingkat dasar yaitu Madrasah Ibtidaiyyah (MI). Bukankah ada pepatah Arab yang mengatakan juga “Khoiru jaliisin fii zamani, kitaabun” (Sebaik-baik teman duduk pada setiap waktu adalah BUKU). Sejak saat itulah pertemuanku dimulai. Bahkan hobi ini pun berlangsung hingga duduk di bangku SMA. Seringkali pinjam buku di perpustakaan sekolah hampir tiap minggu pasti pinjam 1-3 buku. Walaupun gak dibaca semua, tapi setidaknya bisa menambah referensi. Selain di perpustakaan sekolah, waktu itu juga sering meminjam buku di perpustakaan daerah.

Iya, kalau diceritain pasti akan panjang jalan ceritanya. Yang jelas banyak sekali manfaat yang aku dapatkan setelah membaca buku-buku tersebut. Singkat cerita, kembali ke buku pertamaku yang terbit itu membuatku semakin PeDe untuk mengikuti kompetisi menulis lainnya. Satu demi satu karya buku antologiku pun juga bertambah. Ternyata menulis itu memang mudah. Dan menulis tak kan bisa mengalir indah tanpa adanya banyak membaca. Kalau kurang membaca, maka kita akan menjadi miskin ilmu. Sebaliknya kalau kita banyak membaca, tentu kita akan bertambah wawasan dan pengetahuan kita.

Alhamdulillah nggak terasa, hingga pertengahan tahun 2016 ini ternyata sudah ada 10 judul buku-ku. Walau masih antologi (kumpulan dari berbagai penulis), tapi aku merasa bahagia ternyata bisa berkarya lewat tulisan. Bertepatan hari ini dengan Hari Buku Sedunia (23 April 2016), maka teruslah berkarya. Semoga bisa menerbitkan juga buku yang solo (buku pribadi). Bismillah.

Kota hujan pertengahan malam
Masih dalam rangka #WorldBookDay
Bacalah......!!!


0 comments: