Demi masa. Sesungguhnya manusia itu benar-benar dalam kerugian.
Kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh
dan nasehat menasehati supaya menetapi kesabaran
(Q.S. Al-‘Ashr: 1-3)
Bagaimana kabar
hati? Masihkah organ detoksifikasi tersebut bergetar ketika suara adzan
berkumandang? Masihkah tekad nan membaja itu senantiasa melekat kuat di
dalamnya? Sudah sampai mana perjalan usiamu? Apakah rutinitasmu hanya sekedar
pergantian siang dan malam? Sudahkah kau perhatikan dan cermati nasihat 3 ayat
dalam surat Al-‘Asr tersebut? Sudahkah bersyukur hari ini? Bukankah kau juga
amat tahu kalau sesuatu yang amat berharga itu bagaikan pedang. Jika kamu tak
pandai menggunakannya maka kau sendiri yang akan ditebasnya. Ya, sesuatu yang
amat berharga itu bernama “waktu”. Alwaktu kassyaifi, in lam taqtho’uhu
qotho’aka. Begitu sebuah syair pun mengingatkan kita.
Seringkali,
kelemahan kita adalah kurang komitmen dengannya. Padahal, sedetik ia datang,
maka sudah melesat pergi dan tak akan pergi kembali. Laksana awan, tertiup
angin hilang seketika melebur entah kemana. Ya, karena waktu juga menjadi
bagian dari terapi. Semakin produktif mengelola waktu, akan semakin cerdas pula
tuk mengaturnya. Yang jadi masalah adalah kalau kita tak punya waktu luang,
lantas kemana sajakah ia berlalu? Apakah kita hanya diam membisu melewati
pergantian detik demi detiknya? Asyik dengan dunia maya, sampai lupa diri
dengan tugas utama kita. Atau mungkin sibuk dengan pekerjaan yang kian
menggunung yang menanti tuk diselesaikan? Kembali ke manajemen waktunya.
Maka, tak ada jalan lain kecuali berteman baik dengannya.
Bertemanlah dengan bijak dan bersamanya dengan produktif. Sesekali mungkin, eh
bukan mungkin lagi, tapi pasti melewati rintangan dan hambatan yang menghadang.
Hadapilah semua itu. Bisa saja rasa malas itu datang menggelayuti. Lelah pun
bisa datang silih berganti. Rasa galau pun pasti datang merasuki. Akhirnya,
memilih pun harus diputuskan. Dua hal yang sama-sama baik, pilih salah satu
saja. Prioritas. Itulah saat dihadapkan beberapa pilihan. Maka, teruslah
berteman dengan waktu. Sebuah ke'konsisten'an itu dapat mengalahkan
ketidakmungkinan. Karenanya keep istiqomah dengan target yang sudah kita
tentukan. Perbaiki diri, tingkatkan, evaluasi dan lanjutkan kembali dengan
juang yang berapi-api. Maka kau akan merasakan manisnya pertemanan baik dengan
waktu.
Bertemanlah dengan waktu. Agar kau tak merugi. Agar kau tak
menyesal di kemudian hari. Pergunakanlah masa mudamu sebelum datang masa tuamu.
Pergunakanlah waktu luangmu sebelum datang waktu sempitmu. Pergunakanlah masa
hidupmu, sebelum datangnya masa matimu. Masa sehatmu, sebelum datangnya masa
sakitmu. Masa bahagiamu, sebelum datang masa sedihmu. Karena roda kehidupan
terus berputar. Silih berganti seperti siang dan malam. maka sekali lagi,
bertemanlah dengan waktu.
Kota Hujan, 7 Maret 2016
0 comments:
Post a Comment