Sunday, 27 March 2016

Memantapkan dengan Wawancara

Calon siswa baru LF asal Lampung saat seleksi tahap wawancara (27/3/2016)

Semua karakter bisa terpotret dengan wawancara. Tak bisa dipungkiri dan tak bisa mengelak. Berkas lembaran saja tak cukup. Hasil tes pun belum lengkap tanpa adanya wawancara. Meski sudah dilakukan tes seleksi, baik kemampuan, kompetensi atau pun skill, masih perlu dilakukan yang namanya wawancara. Ibarat bakso, tak sedap kalau nggak dikasih sambal. Sama halnya dengan wawancara, karena menjadi cerminan data. Interview menjadi penentu

Saat seleksi siswa baru, melamar pekerjaan di instansi atau perusahaan mana pun pasti ada tahapan yang namanya wawancara. Bahkan tahapan yang paling menentukan saat hendak melamar seorang wanita, adalah tahap wawancara dengan sang calon mertua. Begitulah pentingnya wawancara. Punya peran penting dalam menentukan suatu hal dalam berbagai kegiatan dan momentum penting.

Bicara wawancara, jadi inget saat seleksi menjadi asisten mikrobiologi waktu masih kuliah dulu. Setelah melewati berbagai tes, termasuk wawancara akhirnya aku lolos menjadi asisten mikrobiologi. Lambat laun aku pun ikut mewawancarai ketika ada proses seleksi calon asisten baru. Dari beberapa wawancara yang pernah aku ikuti selama ini, bisa dibilang seleksi tahap wawancara asisten mikrobiologi Fakultas Biologi Unsoed adalah wawancara yang paling killer, paling ketat dan paling menegangkan. Kenapa...??? Saat seleksi calon asisten mikrobiologi, satu orang calon diwawancarai oleh 15-20 orang. Mereka yang mewawancarai adalah asisten senior yang lebih dulu bergabung. Tak jarang calon asisten yang mendaftar di lab. Mikro ini dibuat tegang, santai, rileks dan juga penuh rasa nano-nano. Bahkan beberapa calon yang perempuan sampai menangis saat tahap wawancara. Pokoknya kalau diceritakan akan panjang kali lebar kali tinggi, heheehhehee..

Saat menjadi asisten mikrobiologi-lah aku mengetahui banyak hal tentang wawancara. Belajar banyak hal mengenai kepribadian orang lain, kerjasama team, kekompakkan dan teknik-teknik mewawancarai orang lain. Termasuk tips dan trik ketika menghadapi wawancara. Ntar kapan-kapan akan aku ceritakan lagi soal wawancara asisten yang super perfect tersebut. oya, melalui tulisan ini titip salam buat rekan-rekan alumni keluarga mikroholic dan terus berjuang, jaga kekompakkan juga buat adik-adik yang sekarang masih menjadi asisten disana. Bravo....!!!

Oke, kembali ke topik. Kenapa sih harus ada wawancara segala? Bukankah hasil tes akademik dan berkas lainnya sudah cukup? Belum. Justru wawancara adalah tahapan yang paling penting, bahkan dalam beberapa kasus adalah tahapan yang paling utama. Kenapa wawancara menjadi tahapan yang paling penting. Berikut ini beberapa alasannya:
1.    Menilai kepribadian seseorang
2.   Mengetahui karakter (baik-buruknya)
3.   Menguji kejujuran
4.   Mengklarifikasi berkas data
5.   Mengetahui seluk beluk dan track record seseorang


Refleksi catatan menjadi pewawancara hari ini


Kota Hujan, 27 Maret 2016

0 comments: