Thursday, 3 March 2016

Menunggu yang Produktif

        
Motor aja perlu diservice, tak sekedar diisi bensin. HP juga butuh dicharge, bukan hanya diisi pulsa saja. Sederhananya, benda mati saja butuh energi untuk beraktivasi. Begitu juga dengan diri kita, makhluk hidup. Tentu bukan hanya sekedar butuh 4 sehat-5 sempurna saja kan.....? Lebih dari itu. Hati kita juga butuh nutrisi. Bukan sederhana lagi, tapi yang utama diri kita juga perlu dicharge dan butuh diupgrade terus menerus. Jasadiyah, fikriyah dan ruhiyah kita. Sudahkah kita menyadarinya...???


            Contoh sederhananya adalah motor. Secara fisik morfologinya (kenampakan luarnya) terlihat kokoh dan kuat. Agar bisa digunakan untuk beraktivitas ia butuh bahan bakar. Premium, pertalite maupun pertamax. Kualitas ketiga bbm ini pun berbeda-beda. Katanya beda oktan-nya. Maka berbeda pula kenyamanan bagi mesin si motor tersebut. Rupanya motor tak hanya cukup diisi dengan bbm saja. Seperti motorku yang sedang diservice ini, karena sekian lama tak diservice (± 1,5 bulan) maka didiagnosis oleh sang mekanik mengalami banyak kerusakan yang harus diperbaiki (ada juga yang harus diganti). Servis ringan, injektor, filter udara, ganti oli, klep rem depan, klep rem belakang, gear dan karet gear, itulah yang dilaporkan oleh mekanik kepadaku. Maka, walau service ini dilakukan sebulan atau dua bulan sekali, menjadi penting dan suatu keharusan yang harus dilakukan. Lantas, bagaimana dengan diri kita?

            Tentu berbeda dengan motor yang termasuk benda mati. Diri kita adalah makhluk yang hidup. Apakah sama? Pasti berbeda bukan? Kita dihadapkan dengan rutinitas aktivitas sejak mulai bangun tidur, pagi, siang, sore, malam hingga tidur kembali. Begitulah siklus harian yang kita lalui. Silih berganti tiada henti. Hanya beda tanggal dan hari. Coba sejenak kita menengok ke dalam diri kita.

“Jika saat adzan berkumandang, kita masih asyik bersantai ria dengan aktivitas yang sedang dikerjakan, maka koreksilah hati kita....”

“ Jika saat orang lain yang membutuhkan bantuan, tapi kita tak terbesit sedikit pun untuk menolongnya, maka tengoklah hati kita....”

“Jika rasa peduli kita sudah tak muncul lagi, maka hati-hatilah.
Segeralah introspeksi diri......”

 Mungkin kita kurang menghayati diri. Mungkin kita enggan dan malas untuk bertilawah atau membaca Al-Qur’an. Mungkin kita enggan untuk bersedakah. Mungkin ada sedikit noktah perkataan atau ucapan kita yang melukai perasaan orang lain. Mungkin keimanan kita sedang turun. Mungkin diri kita terlalu banyak disibukkan hal-hal yang tak penting atau tak bermanfaat. Istighfarlah......”

            Saat kita sedang sehat, terkadang kita lupa bersyukur. Saat sedang bahagia, seringkali kita lupa berterima kasih kepada Sang Sutradara kehidupan ini. Begitu juga saat kita sedang sakit, terjatuh, tersandung, krisis, dan kondisi futur lainnya terkadang kita juga lupa untuk melipatgandakan kesabaran kita. Padahal kita tahu, hidup kita ini seperti roda yang berputar. Kadang berada di atas, adakalanya di bawah. Sudahkah syukur dan sabar selalu hadir dalam diri kita...??? maka, nikmat Tuhanmu yang manakah yang kamu dustakan....??? oleh karena itu, di tengah-tengah padatnya kesibukan kita, jangan lupa untuk terus menge-charge dan meng-upgrade jasadiyah, fikriyah dan ruhiyah kita.

      Sama halnya seperti menunggu. Menunggu, iya, menunggu? Pasti bosan yah. Pastinya banyak juga yang gak suka dengan aktivitas yang satu ini. Itu kasusnya kalau menunggunya pasif, hehe. Pasti bikin bete. Emang ada yah menunggu yang aktif...? Menanti yang produktif. Jangan galau...!!! Jangan risau...!!! teruslah menunggu, tapi yang produktif. Sama halnya seperti sabar. Ada sabar yang pasif, ada pula sabar yang aktif. Sabar yang produktif. Begitu pun dengan menunggu. So, jadikanlah menunggu itu menunggu yang produktif. Seperti tulisan ini pun lahir (tergores) saat menunggu motor yang sedang service. Karena lama, antri dan kurang lebih 2 jam. Sudah pasti bosan kalau hanya diam duduk ditemani TV, bermedsos serta ngemil seadanya, hehe. Maka, kalau sudah tahu kalau service motor itu ngantrinya lama, maka bawalah laptop, buku dan perbekalan lainnya yang dibutuhkan. Seusai service lanjut pergi ke cucian motor. Sekali-kali (sebulan-dua bulan sekali bolehlah kita cuci motor kita di tempat cucian motor, hehe). Menunggu lagi kan. Maka gunakanlah waktu menunggu itu dengan kegiatan yang produktif.


      Berikut ini ada beberapa kegiatan yang bisa kamu lakukan saat sedang “menunggu”. Dimana saja. Baik saat sedang menunggu angkot, KRL, antri di bank, antri service motor, antri di kantor pos, dan dimana pun berada yang membutuhkan waktu bagi kita untuk menunggu, bagi “menunggulah yang produktif”. Apa saja kegiatan itu? Diantaranya adalah: membaca (buku, koran, majalah atau yang lainnya), menulis bikin cerita atau lainnya, dan banyak yang lainnya. Intinya biar produktif, harus tetap ada kegiatan apa pun. Agar menunggu itu tidak garing alias hampa.

0 comments: