Motor aja perlu
diservice, tak sekedar diisi bensin. HP juga butuh dicharge, bukan hanya diisi
pulsa saja. Sederhananya, benda mati saja butuh energi untuk beraktivasi.
Begitu juga dengan diri kita, makhluk hidup. Tentu bukan hanya sekedar butuh 4
sehat-5 sempurna saja kan.....? Lebih dari itu. Hati kita juga butuh nutrisi.
Bukan sederhana lagi, tapi yang utama diri kita juga perlu dicharge dan butuh
diupgrade terus menerus. Jasadiyah, fikriyah dan ruhiyah kita. Sudahkah kita
menyadarinya...???
Contoh sederhananya adalah motor. Secara fisik morfologinya
(kenampakan luarnya) terlihat kokoh dan kuat. Agar bisa digunakan untuk
beraktivitas ia butuh bahan bakar. Premium, pertalite maupun pertamax. Kualitas
ketiga bbm ini pun berbeda-beda. Katanya beda oktan-nya. Maka berbeda pula
kenyamanan bagi mesin si motor tersebut. Rupanya motor tak hanya cukup diisi
dengan bbm saja. Seperti motorku yang sedang diservice ini, karena sekian lama
tak diservice (± 1,5 bulan) maka didiagnosis oleh sang mekanik mengalami banyak
kerusakan yang harus diperbaiki (ada juga yang harus diganti). Servis ringan,
injektor, filter udara, ganti oli, klep rem depan, klep rem belakang, gear dan
karet gear, itulah yang dilaporkan oleh mekanik kepadaku. Maka, walau service
ini dilakukan sebulan atau dua bulan sekali, menjadi penting dan suatu
keharusan yang harus dilakukan. Lantas, bagaimana dengan diri kita?
Tentu berbeda dengan motor yang termasuk benda mati. Diri
kita adalah makhluk yang hidup. Apakah sama? Pasti berbeda bukan? Kita dihadapkan
dengan rutinitas aktivitas sejak mulai bangun tidur, pagi, siang, sore, malam
hingga tidur kembali. Begitulah siklus harian yang kita lalui. Silih berganti
tiada henti. Hanya beda tanggal dan hari. Coba sejenak kita menengok ke dalam
diri kita.
“Jika saat adzan berkumandang, kita masih asyik bersantai ria dengan
aktivitas yang sedang dikerjakan, maka koreksilah hati kita....”
“ Jika saat orang lain yang membutuhkan bantuan, tapi kita tak terbesit
sedikit pun untuk menolongnya, maka tengoklah hati kita....”
“Jika rasa peduli kita sudah tak muncul lagi, maka hati-hatilah.
Segeralah introspeksi diri......”
Mungkin kita kurang menghayati diri.
Mungkin kita enggan dan malas untuk bertilawah atau membaca Al-Qur’an. Mungkin
kita enggan untuk bersedakah. Mungkin ada sedikit noktah perkataan atau ucapan
kita yang melukai perasaan orang lain. Mungkin keimanan kita sedang turun.
Mungkin diri kita terlalu banyak disibukkan hal-hal yang tak penting atau tak
bermanfaat. Istighfarlah......”
Saat kita sedang sehat, terkadang kita lupa bersyukur.
Saat sedang bahagia, seringkali kita lupa berterima kasih kepada Sang Sutradara
kehidupan ini. Begitu juga saat kita sedang sakit, terjatuh, tersandung,
krisis, dan kondisi futur lainnya terkadang kita juga lupa untuk
melipatgandakan kesabaran kita. Padahal kita tahu, hidup kita ini seperti roda
yang berputar. Kadang berada di atas, adakalanya di bawah. Sudahkah syukur dan
sabar selalu hadir dalam diri kita...??? maka, nikmat Tuhanmu yang manakah yang
kamu dustakan....??? oleh karena itu, di tengah-tengah padatnya kesibukan kita,
jangan lupa untuk terus menge-charge dan meng-upgrade jasadiyah, fikriyah dan
ruhiyah kita.
Sama halnya seperti
menunggu. Menunggu, iya, menunggu? Pasti bosan yah. Pastinya banyak juga yang gak
suka dengan aktivitas yang satu ini. Itu kasusnya kalau menunggunya pasif, hehe.
Pasti bikin bete. Emang ada yah menunggu yang aktif...? Menanti yang produktif.
Jangan galau...!!! Jangan risau...!!! teruslah menunggu, tapi yang produktif.
Sama halnya seperti sabar. Ada sabar yang pasif, ada pula sabar yang aktif.
Sabar yang produktif. Begitu pun dengan menunggu. So, jadikanlah menunggu itu
menunggu yang produktif. Seperti tulisan ini pun lahir (tergores) saat menunggu
motor yang sedang service. Karena lama, antri dan kurang lebih 2 jam. Sudah
pasti bosan kalau hanya diam duduk ditemani TV, bermedsos serta ngemil
seadanya, hehe. Maka, kalau sudah tahu kalau service motor itu ngantrinya lama,
maka bawalah laptop, buku dan perbekalan lainnya yang dibutuhkan. Seusai service
lanjut pergi ke cucian motor. Sekali-kali (sebulan-dua bulan sekali bolehlah
kita cuci motor kita di tempat cucian motor, hehe). Menunggu lagi kan. Maka gunakanlah
waktu menunggu itu dengan kegiatan yang produktif.
Berikut ini ada beberapa kegiatan yang bisa kamu lakukan saat
sedang “menunggu”. Dimana saja. Baik saat sedang menunggu angkot, KRL, antri di
bank, antri service motor, antri di kantor pos, dan dimana pun berada yang
membutuhkan waktu bagi kita untuk menunggu, bagi “menunggulah yang produktif”. Apa
saja kegiatan itu? Diantaranya adalah: membaca (buku, koran, majalah atau yang
lainnya), menulis bikin cerita atau lainnya, dan banyak yang lainnya. Intinya biar
produktif, harus tetap ada kegiatan apa pun. Agar menunggu itu tidak garing
alias hampa.
0 comments:
Post a Comment