Tuesday, 22 March 2016

Kemauan, Ikatlah dengan Istiqomah


          Ringan, tapi beratnya bisa berton-ton. Istiqomah memang sederhana, simple. Ya, yang susah itu menjaganya. Padahal kekonsistenan itu bisa mengalahkan ketidakmungkinan. Rutin itu hanya butuh telaten, tekun dan meluangkan waktu sejenak. Menyempatkan waktu butuh pemaksaan. Ya, sekali lagi hanya butuh "waktu sejenak", walau hanya 1 detik, 1 menit, 10 menit, 1 kali, 3 kali. Ya, hanya sedikit yg penting rutin. Istiqomah. Sama halnya seperti sebuah tanda seru (!), ^,^ 1 sms, 1 kata, sebait kalimat, sepatah pesan atau secarik ekspresi. Ada makna besar yang terkandung di dalamnya. Karena di atas langit masih ada langit, di bawah bumi masih ada bumi dan di dalam cahaya masih ada cahaya. Berat sama dijinjing, ringan sama dipikul. Keduanya berbeda.

          Apa yang membedakan orang sukses dengan orang gagal? Orang yang berhasil dengan yang kurang beruntung? Padahal sama-sama diberi waktu yang sama. Bahkan semua manusia di dunia ini diberi waktu yang sama dalam sehari 24 jam. Lantas, apa yang menjadikannya berbeda? Sama halnya dengan siswa dalam sebuah kelas. Katakanlah satu kelas ada 35 orang siswa. Satu atap, satu kelas, satu perjuangan dalam menuntut ilmu. Guru yang mengajar dan mendidik pun sama. Proses pembelajaran yang dilakukan pun sama. Metode yang dilakukan guru dalam satu kelas itu pun sama. Tapi kenapa hasil pembelajaran yang didapat masing-masing anak berbeda?

          Pertama adalah semua anak memiliki potensi yang unik. Mereka punya bakat dan kemampuan yang berbeda-beda. Selain itu yang kedua adalah kemauan dan keuletannya dalam berjuang mencari ilmu. Ketiga, potensi dan kemauannya itu teratur dengan baik dalam mengelola waktunya. Ya, dibalik semua itu ada manajemen waktu yang menjadi pembeda dari semua orang. Kondisi ini tidak hanya berlaku bagi siswa saja, tapi berlaku bagi semua orang. Karena kita diberi waktu yang sama, yang menjadikan berbeda dan membuatnya sukses meraih keberhasilan adalah kemampuan manajemen waktunya. Keempat, yang tak kalah pentingnya adalah istiqomah. Konsisten. Kontinuitas. Melakukan hal tersebut secara tetap, itulah istiqomah. Walau sedikit, walau sebentar tapi rutin dilakukan setiap hari.  

          Meski melakukan hal kecil, tapi rutin terus menerus itu lebih baik daripada melakukan hal besar tapi hanya sekali saja. Istiqomah itu sekilas tampak sepele dan ringan diucapkan, tapi dalam pelaksanaannya terkadang beratnya bisa berton-ton. Kemalasan terkadang datang menghampiri, itulah musuhnya istiqomah. Tak ada jalan lain, selain menghadapinya. Kunci utamanya adalah kemauan yang kuat. Kalau ingin pintar, milikilah kemauan belajar yang tinggi pula. Mau usahanya sukses, maka kemauan dalam berusahanya harus ditingkatkan. Mau mendapatkan juara dalam perlombaan tertentu, maka kemauan untuk terus berlatih pun harus terus diasah. Kemauan yang kuat saja tak cukup, tapi ikatlah dengan istiqomah untuk melanggengkan secara rutin terus menerus sesuatu itu. Seperti halnya membaca buku, membaca Al-Qur’an, menghafalnya, membacanya dengan one day one juz dan amalan keseharian lainnya perlu istiqomah agar terus berjalan. Walau sedikit tak masalah, yang penting tetap dilakukan meski kondisi tubuh kita lelah.


Kota Hujan, 22 Maret 2016

0 comments: